Satu bulan terakhir mungkin adalah waktu dimana
mahasiswa semester 6 banyak dipusingkan oleh KKN yang banyak dibilang
merepotkan dan menimbulkan penderitaan. Beberapa diantara teman-teman saya jauh-jauh
hari sudah mulai ancang-ancang memilih teman kelompok, tempat, dan meramaikan
forum yang mempertanyakan kapan pendaftaran KKN dibuka, sementara saya
cenderung santai dan berpikir ‘gimana nanti saja’. Walaupun, pada akhirnya
tempat KKN yang saya dapat sekarang, Desa Sukamulya Kecamatan Pagaden Kabupaten
Subang, terpilih secara acak, tanpa melakukan observasi kasar sama sekali.
Namun saya kira nyaman atau tidaknya suatu tempat bergantung kepada bagaimana
kita bisa memandang positif sebuah kondisi dan bagaimana kita mampu beradaptasi
dengan lingkungan sekitar.
Tim KKN Desa Sukamulya terdiri dari enam orang
laki-laki dan empat orang perempuan dari berbagai disiplin ilmu. Sebelumya kami
hanya berkumpul efektif dan melakukan survey sebanyak satu kali. Namun sejauh
ini kerja sama tim kami sudah solid, semua sudah lepas dan terbuka melemparkan
candaan dan tawa. Hal yang paling saya suka dari tim ini adalah mereka
menganggap KKN sebagai sebuah liburan dan pengalaman hidup baru yang tidak
perlu begitu dipusingkan.
05 Juli 2012. Pada tanggal tersebut semua mahasiswa 2009 dikumpulkan untuk keberangkatan KKN secara serempak. Kendala sempat terjadi ketika mobil yang disewa untuk mengangkut barang bawaan yang tidak mungkin dibawa motor terlambat karena kemacetan yang biasanya tidak terjadi sepadat pagi itu. Kita pun akhirnya berangkat menuju Subang yang katanya panas, dan memang benar panasss. Berkendara motor bersama teman dari jurusan fisika, kami terhitung telat menuju Pemda Subang dikarenakan sebelumnya salah mengikuti laju rombongan KKN Indramayu.
Penyambutan dan penerimaan mahasiswa KKN di
Pemda Kabupaten terkesan sebuah formalitas belaka. Setelah itu saya dan ketua
kelompok kami, Wawan dari jurusan Kepelatihan Olah Raga, mewakili tim desa
Sukamulya untuk menghadiri penyambutan ditingkat kecamatan. Disini kami
mendapatkan lebih banyak pengetahuan tentang Subang. Mulai dari wilayah Subang
yang terbagi dalam tiga kategori; Selatan (pegunungan) Tengah
(perkotaan/pesawahan) dan Utara (pantai). Kecamatan Pagaden tempat kami KKN masuk ke bagian Subang tengah. Perwakilan kecamatan mengutarakan
juga jika perbedaan geografis mempengaruhi prilaku dan cara berbahasa
masyarakatnya. Masyarakat selatan cenderung dianggap sopan dan halus,
masyarakat tengah dianggap sebagai masyarakat kota/semi-kota dengan gaya hidup
perkotaannya, dan masyarakat utara dianggap para pekerja keras dengan gaya
bahasanya yang juga keras, namun tidak berarti mereka orang yang tidak tahu
sopan santun, semua hanya variasi bahasa yang dipengaruhi oleh letak geografis.
Ya, hal ini adalah praktik nyata dari pelajaran sosiolinguistik yang saya
pelajari di beberapa semester ke belakang. Kami juga diberitahukan agar tidak
terlalu kaget jika mendapati ada kasus-kasus ‘human trafficking for pleasure’ di daerah pantai utara, yang konon
bahkan sudah merenggut masa muda para siswa sekolah dasar.
Akhirnya saya pun untuk pertama kalinya datang
ke rumah yang akan kami singgahi selama 40 hari KKN. Sebelumya saya tidak
mengikuti survey, oleh karena itu hari ini benar-benar kali pertama saya datang
ke desa Sukamulya. Warga disini ramah dan menyambut baik kedatangan kami.
Disini kami sangat dibantu dan difasilitasi oleh Bapak Edi, salah seorang
perangkat desa Sukamulya yang kami rasa merupakan salah satu orang yang
berpengaruh di desa ini. Beliau adalah salah satu sarjana pendidikan terpandang
di desa. Dengan usaha beliau mengumpulkan semua sarjana di desa ini, sebuah
yayasan berhasil dibentuk untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat
desa Sukamulya, masyarakat yang dia
ceritakan sebagai mereka yang dipandang kurang baik pada tahun 2005 ke
belakang. Beliau mengucapkan kalimat yang berdengung di kepala kami: “KKN itu
yang penting adalah kalian bersosialisasi dengan masyarakat. Toh nanti kalian
ketika lulus akan jadi bagian dari masyarakat kan? Kalo kalian tidak
bersosialisasi dan bermasyarakat, apa gunanya ilmu yang kalian pelajari selama
kuliah?”. Yap, that words hit the mark
directly. Selain itu kami disini diharapkan bisa memberikan sedikit atau
banyak perubahan. Mahasiswa dianggap seorang yang serba bisa, mungkin nanti
saya akan diminta untuk memperbaiki televisi warga, tak peduli saya berasal
dari jurusan Pendidikan Bahasa Inggris.
Hari pertama berjalan lancar. Kami memiliki starting point yang baik. Entah
kedepannya grafik akan terus menanjak atau mungkin menukik. Saya akan terus
mencoba menikmati KKN yang mungkin hanya akan dialami sekali seumur hidup.
No comments:
Post a Comment