Thursday, July 5, 2012

KKN Hari ke-1; Kedatangan

Satu bulan terakhir mungkin adalah waktu dimana mahasiswa semester 6 banyak dipusingkan oleh KKN yang banyak dibilang merepotkan dan menimbulkan penderitaan. Beberapa diantara teman-teman saya jauh-jauh hari sudah mulai ancang-ancang memilih teman kelompok, tempat, dan meramaikan forum yang mempertanyakan kapan pendaftaran KKN dibuka, sementara saya cenderung santai dan berpikir ‘gimana nanti saja’. Walaupun, pada akhirnya tempat KKN yang saya dapat sekarang, Desa Sukamulya Kecamatan Pagaden Kabupaten Subang, terpilih secara acak, tanpa melakukan observasi kasar sama sekali. Namun saya kira nyaman atau tidaknya suatu tempat bergantung kepada bagaimana kita bisa memandang positif sebuah kondisi dan bagaimana kita mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar.

Tim KKN Desa Sukamulya terdiri dari enam orang laki-laki dan empat orang perempuan dari berbagai disiplin ilmu. Sebelumya kami hanya berkumpul efektif dan melakukan survey sebanyak satu kali. Namun sejauh ini kerja sama tim kami sudah solid, semua sudah lepas dan terbuka melemparkan candaan dan tawa. Hal yang paling saya suka dari tim ini adalah mereka menganggap KKN sebagai sebuah liburan dan pengalaman hidup baru yang tidak perlu begitu dipusingkan.


05 Juli 2012. Pada tanggal tersebut semua mahasiswa 2009 dikumpulkan untuk keberangkatan KKN secara serempak. Kendala sempat terjadi ketika mobil yang disewa untuk mengangkut barang bawaan yang tidak mungkin dibawa motor terlambat karena kemacetan yang biasanya tidak terjadi sepadat pagi itu. Kita pun akhirnya berangkat menuju Subang yang katanya panas, dan memang benar panasss. Berkendara motor bersama teman dari jurusan fisika, kami terhitung telat menuju Pemda Subang dikarenakan sebelumnya salah mengikuti laju rombongan KKN Indramayu.

Penyambutan dan penerimaan mahasiswa KKN di Pemda Kabupaten terkesan sebuah formalitas belaka. Setelah itu saya dan ketua kelompok kami, Wawan dari jurusan Kepelatihan Olah Raga, mewakili tim desa Sukamulya untuk menghadiri penyambutan ditingkat kecamatan. Disini kami mendapatkan lebih banyak pengetahuan tentang Subang. Mulai dari wilayah Subang yang terbagi dalam tiga kategori; Selatan (pegunungan) Tengah (perkotaan/pesawahan) dan Utara (pantai). Kecamatan Pagaden tempat kami KKN masuk ke bagian Subang tengah. Perwakilan kecamatan mengutarakan juga jika perbedaan geografis mempengaruhi prilaku dan cara berbahasa masyarakatnya. Masyarakat selatan cenderung dianggap sopan dan halus, masyarakat tengah dianggap sebagai masyarakat kota/semi-kota dengan gaya hidup perkotaannya, dan masyarakat utara dianggap para pekerja keras dengan gaya bahasanya yang juga keras, namun tidak berarti mereka orang yang tidak tahu sopan santun, semua hanya variasi bahasa yang dipengaruhi oleh letak geografis. Ya, hal ini adalah praktik nyata dari pelajaran sosiolinguistik yang saya pelajari di beberapa semester ke belakang. Kami juga diberitahukan agar tidak terlalu kaget jika mendapati ada kasus-kasus ‘human trafficking for pleasure’ di daerah pantai utara, yang konon bahkan sudah merenggut masa muda para siswa sekolah dasar. 
 

Akhirnya saya pun untuk pertama kalinya datang ke rumah yang akan kami singgahi selama 40 hari KKN. Sebelumya saya tidak mengikuti survey, oleh karena itu hari ini benar-benar kali pertama saya datang ke desa Sukamulya. Warga disini ramah dan menyambut baik kedatangan kami. Disini kami sangat dibantu dan difasilitasi oleh Bapak Edi, salah seorang perangkat desa Sukamulya yang kami rasa merupakan salah satu orang yang berpengaruh di desa ini. Beliau adalah salah satu sarjana pendidikan terpandang di desa. Dengan usaha beliau mengumpulkan semua sarjana di desa ini, sebuah yayasan berhasil dibentuk untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat desa Sukamulya,  masyarakat yang dia ceritakan sebagai mereka yang dipandang kurang baik pada tahun 2005 ke belakang. Beliau mengucapkan kalimat yang berdengung di kepala kami: “KKN itu yang penting adalah kalian bersosialisasi dengan masyarakat. Toh nanti kalian ketika lulus akan jadi bagian dari masyarakat kan? Kalo kalian tidak bersosialisasi dan bermasyarakat, apa gunanya ilmu yang kalian pelajari selama kuliah?”. Yap, that words hit the mark directly. Selain itu kami disini diharapkan bisa memberikan sedikit atau banyak perubahan. Mahasiswa dianggap seorang yang serba bisa, mungkin nanti saya akan diminta untuk memperbaiki televisi warga, tak peduli saya berasal dari jurusan Pendidikan Bahasa Inggris.



Hari pertama berjalan lancar. Kami memiliki starting point yang baik. Entah kedepannya grafik akan terus menanjak atau mungkin menukik. Saya akan terus mencoba menikmati KKN yang mungkin hanya akan dialami sekali seumur hidup.

No comments:

Post a Comment