Sunday, July 8, 2012

KKN Hari ke-3: Pergi ke Kota


Sabtu pagi. Hari yang tepat untuk istirahat, malas-malasan, atau rekreasi. Kami melakukan ketiga hal tersebut pada hari yang ditunggu-tunggu mahasiswa ini. Pagi hari sebagian dari tim mendapat tugas memasak, sebagian memilih untuk menikmati pagi di posko, sementara saya beserta beberapa teman saya mencoba menikmati pagi dengan berjalan santai keliling desa Sukamulya. Udara pagi disini masih segar. Hiruk pikuk suara kendaraan bermotor hampir tidak terdengar di sepanjang jalan yang berbatasan dengan hamparan sawah hijau. It was a quality time to know more about each other.


07 Juli 2012. Siang hari menjelang sore mungkin adalah saat yang tepat untuk mengetahui seperti apa bagian ‘kota’ dari kabupaten Subang, yap saatnya hang out ke downtown. Karena satu orang anggota tim harus pergi bersama dengan motornya, ketua tim dengan bijak bersedia diam di posko agar jumlah motor dan jumlah orang yang diangkut seimbang. Tidak cukup pengorbanan dari pak ketua, anggota perempuan dari tim kami pun harus berkorban dengan merogoh kocek untuk membeli pelindung kepala, cukup agar tidak ditilang saja.


Bagian kota dari kabupaten Subang ternyata tidak begitu besar. Sempat tersasar dan tertinggal, saya tidak begitu sulit untuk menemukan tempat yang dituju. Pasar, kios bakso, dan ‘mal’ adalah tempat yang coba kami jajaki. Keperluan hiburan seperti antena dan joystick kami temukan walaupun dengan harga yang lebih mahal dari harga standar yang biasa didapati di daerah Bandung kota. Semua keperluan harian coba kami cari disini, tapi ada satu kebutuhan yang tidak diambil disini karena harga yang tidak rasional, trashbag berharga tiga ribu rupiah/lembar.



Sepulang hang out kami langsung menemui tokoh desa untuk membicarakan program-program yang akan dilaksanakan. Tak jauh dari rumah, posko KKN mahasiswa IPB dipenuhi oleh anak-anak yang belajar mengaji. Mereka juga membuat sebuah permainan ular tangga dimana anak-anak harus menjawab pertanyaan seputar agama atau umum untuk memenangkan permainan.  Saya pikir KKN IPB sudah selangkah di depan, banyak hal yang bisa ditiru dari mereka, kerja-sama dalam program pun saya pikir adalah ide bagus yang tidak ada salahnya untuk dicoba. Beberapa program telah dibicarakan dengan tokoh desa setempat, pelaksanaan hanya tinggal menunggu waktu. Program terdekat adalah mengajar anak-anak mengaji maghrib-Isya. Baiklah, walaupun saya tes BAQI harus lulus ditangan dosen, mungkin saya akan bermain aman dengan mengajar anak-anak iqra 1.

So far so good. Hal tersebut saya kira tidak mungkin sama selama 40 hari. Hal-hal yang sangat bagus pun akan membosankan jika dilakukan dengan sama secara terus menerus. Well. Let’s throw a party or wreck a havoc then (LOL).

No comments:

Post a Comment