Monday, July 9, 2012

KKN Hari ke-4; Rejeki

Pagi hari masih segar seperti biasanya di desa Sukamulya. Hari ke empat ini ada empat orang anggota tim meminta ijin untuk meninggalkan posko karena berbagai macam urusan. Beruntung kami memiliki ketua yang flexibel dan tidak begitu idealis, sehingga masalah perizinan pun tidak begitu sulit. Sebenarnya jika berbicara mengenai keperluan setiap orang pasti memilikinya, namun saya pribadi memutuskan untuk memprioritaskan KKN untuk saat ini. Walaupun orang-orang di posko hanya tersisa enam orang, program bisa dan harus tetap berjalan. KKN IPB saja yang hanya berjumlah empat orang bisa menjalankan programnnya dengan baik. Pekerjaan rumah sendiri tidak begitu mengalami kendala, terlebih karena kami mendapatkan bantuan kecil.


08 Juli 2012 bisa dibilang hari makanan melimpah. Tiga kali kita mendapat rejeki makanan enak. Rejeki pertama datang dari orang tua Icha yang datang berkunjung. Keluarga bahagia ini tentu saja tidak datang dengan tangan kosong, mereka pasti ingin memastikan anaknya sehat dan berkecukupan. Keripik tike limited edition Indramayu, mangga, sirup, kudapan, dan berbagai macam kebutuhan perut dan rumah pun kami dapatkan secara cuma-cuma.


Rejeki kedua datang ketika kita diundang untuk mengikuti pengajian khitanan tetangga sebelah. Tiga kali panggilan untuk bersegera datang ke tempat saya rasa menandakan bahwa kedatangan para mahasiswa memang ditunggu-tunggu. Tentu saja bingkisan makanan kami dapatkan sebagai ‘rasa terimakasih’ atas doa yang dilantunkan. Rejeki ketiga datang dari Molly, salah satu anggota tim yang berdomisili di Subang yang kembali setelah pagi hari pulang ke rumah. Ayam serundeng yang biasanya didapatkan dengan menukarkan uang lima ribu untuk tiap potongnya kami dapatkan, lagi-lagi secara cuma-cuma.


Malam hari semua anggota tim mengaktifkan ‘mode madrasah’ karena akan mengajar anak-anak mengaji di mushola sekitar. Kebanyakan anak-anak sangat antusias mengikuti kegiatan pengajian ini. Banyak yang bilang biasanya mereka tidak begini, biasanya mereka tidak mau mengaji walau sudah disuruh orang tuanya. Sebagian tim mendapat tugas mengajar Al-Qur’an, sebagian ditugaskan mengajar iqra. Setelah mengajarkan membaca kitab suci, kami juga mengajarkan pengetahuan agama seperti rukun islam, rukun iman, cerita nabi-nabi, tata cara wudhu, tata cara sholat, dll. Rona wajah anak-anak ketika belajar menunjukan jika mereka senang belajar mengaji bersama mahasiswa KKN, banyak yang tertawa, tersenyum, atau mencari perhatian dengan berteriak-teriak. Entah kenapa saya merasa senang bisa melihat kepolosan, senyum dan tawa anak-anak. Banyak hal yang membuat saya ikut tersenyum. Salah satunya adalah ketika Rama, salah satu anak berkata dengan wajah polosnya “Kaka besok ngaji lagi kan? Besok Rama mau ngaji sama kaka lagi”, atau ketika saya harus ikut membantu salah seorang anak yang panik kehilangan pecinya, atau juga ketika ada dua orang anak yang bertengkar yang dapat diselesaikan hanya dengan distraction kecil. Kumandang adzan Isya menandakan pengajian untuk hari ini selesai, acara ditutup dengan sholat Isya berjamaah.




Agenda selanjutnya adalah berkumpul dengan mahasiswa KKN IPB untuk syukuran ulang tahun Eka Syafaat, seorang anak di desa Sukamulya. Acara syukuran berlangsung penuh canda dan tawa. Tembok es antara KKN UPI, KKN IPB, dan warga setempat pun kian hari kian mencair.


KKN sebenarnya bukan urusan nilai semata. Toh masalah nilai sebenarnya tidak ada indikator yang begitu jelas, bahkan ada yang bilang urusan nilai ada ditangan ketua yang biasanya 'subjektif positif'. Mungkin kita bisa menikmati KKN sebagai sebuah liburan, sebuah pengalaman yang mungkin tidak akan kita dapatkan lagi di masa depan ketika memilih mencari penghidupan di kota besar.

No comments:

Post a Comment