Hidup adalah sebuah pilihan. Setiap orang
mempunyai hak dan kebebasan untuk memilih jalan dan tujuan hidupnya. Saya
pribadi pun meyakini hal tersebut. Saya berusaha menghargai pilihan dan jalan
hidup orang lain dengan meyakini setiap orang punya alasan dan sudut pandang
yang berbeda dalam menjalani hidup. Baik dan buruk adalah dua kata sifat yang
tidak memiliki definisi pasti. Sejauh seseorang tidak terikat kuat dengan
kehidupan yang saya jalani, saya tidak akan banyak ikut campur dalam penentuan
pilihan hidupnya.
Semenjak di
bangku kuliah, kehidupan mulai terasa
berbeda. Dulu, ketika masih berseragam, hidup mungkin hanya ditujukan untuk
tertawa, untuk bersenang-senang. Namun, ketika mulai berkepala dua, pertanyaan
mengenai alasan kenapa kita hidup mulai sering berdengung di kepala. Pada
akhirnya saya merasa setidaknya ada lima alasan utama hidup ini.
1. Agama
[source] |
Saya memang bukan seseorang yang religious, tapi setidaknya seorang yang beragama.
Apa yang saya lakukan selama kurang lebih 20 tahun ini sangat lah terpengaruh
dengan apa yang ditujukan agama untuk umatnya. Kegiatan, prilaku, ucapan, apa
yang saya makan, apa yang saya minum, dan masih banyak lagi, dipengaruhi oleh
direksi yang disebutkan dalam agama. Disertai keyakinan kebenaran agama yang
saya pilih, saya berusaha menuju salah satu tempat yang merupakan tempat dengan
segala kebaikan, dan menghindari tempat lainnya yang merupakan tempat dengan
segala keburukan.
2. Ibu
Perempuan luar biasa ini adalah
alasan kedua hidup saya. Ibu adalah seorang yang hebat, beliau adalah orang
yang mengajari tentang halus dan baiknya kehidupan. Semua kasih sayang yang dia
berikan tidak mungkin terbayar, walaupun dengan gunung emas sekali pun. Jika kita membayar 500 ribu untuk pelayanan
standar sebuah hotel selama semalam, maka berapa triliyun yang harus kita
berikan untuk membayar jasa yang diberikan ibu selama kita hidup? Memang saat
ini saya tidak bisa memberikan banyak hal untuk ibu, namun saya berusaha melakukan
sesuatu melebihi apa yang bisa dilakukan untuk membahagiakannya. Beliau sangat
peduli terutama pada kondisi kesehatan saya. Tentu saja diri ini berusaha untuk
tetap sehat, dan selalu mengatakan kalau saya baik-baik saja.
3. Ayah
Sama halnya dengan ibu, ayah juga
memberikan kasih sayang yang tidak kalah besarnya. Bagi saya, beliau lebih
hebat dari pemimpin dan motivator mana pun. Sosok keras dan tegas adalah apa yang muncul
dominan sebagai imagery ayah. Beliau
adalah orang yang mengajarkan tidak boleh pantang menyerah dalam kehidupan,
mengajarkan untuk terus berusaha dan berdoa dan memberikan yang terbaik pada
setiap detik hidup ini. Walaupun demikian terliat keras, ayah adalah orang yang
paling khawatir dan paling cepat bergerak ketika saya mengalami masalah. Sama
terhadap apa yang diberikan kepada ibu, saya belum bisa memberikan apa-apa
kepada ayah. Saya hanya bisa berusaha memberikan kabar dari setiap prestasi kecil
yang diraih, hanya agar ayah bisa berkata pada orang lain “That’s my son”.
4. Adik
Pada awalnya banyak orang mengira kalau
keluarga hanya akan memiliki anak tunggal dikarenakan dulu ibu pernah
terjangkit penyakit yang membuat kesempatan untuk memiliki anak lagi menipis.
Kemungkinan tersebut membuat saya cenderung tumbuh manja dan tidak mandiri.
Kehendak Tuhan mengubah semuanya. Berangsur-angsur saya menjadi lebih mandiri
setelah akhirnya dikaruniai seorang adik laki-laki. Dulu ketika setiap hari
berada di rumah, yang kami lakukan hanya berkelahi. Sekarang, saya sadar kalau
saya harus menjadi contoh yang baik bagi sang adik. Sangat senang ketika dia
mengatakan “Pengen kaya kaka…” . Saya semakin termotivasi untuk lebih dewasa
dan menjadi teladan yang baik setelah kehadiran anggota lain di keluarga kecil
kami. Besar harapan adik dapat menjadi seorang dokter, orang yang dapat menjaga
kesehatan ayah dan ibu dengan baik. Bukan hanya itu harapan saya di masa depan,
dapat membiayai pendidikan adik dari keringat tubuh sendiri sebisa dan secepat
mungkin adalah harapan lainnya. Namun, dari awal saya mengatakan hidup adalah
pilihan, oleh karena itu sama sekali tidak keberatan jika adik tidak memilih
untuk menjadi seorang dokter. Sejauh dia bahagia dan menjadi orang hebat dan
bermanfaat, saya akan terus mendukungnya.
5. Keluarga saya kelak
[source] |
Kelak, saya akan memiliki sebuah keluarga kecil.
Terbayang pada suatu Minggu pagi saya berada di taman bersama anak-anak saya
yang sehat dan cerdas, serta istri yang rupawan dan baik hati. Bermain,
bersepeda, berlari, melakukan hal-hal menyenangkan dalam sebuah ruang waktu
yang khusus diberikan untuk keluarga. Kelak, saya akan menjadi penopang
keluarga dan hidup sebagaimana mestinya ayah saya sekarang. Saya akan hidup dan
memberikan yang terbaik untuk mereka. Mungkin yang bisa dilakukan sekarang adalah
mulai dengan mencari bakal calon ibu untuk anak-anak saya kelak, (haha).
Untuk menentukan alasan ke-6 ke-7 ke-8 mungkin hingga
ke-1000 atau ke-1.000.000 adalah hal yang sangat sulit. Entah harus mulai dari
apa atau siapa, yang jelas setiap hal yang ada di dunia ini, sedikit banyak
berpengaruh dan mungkin menjadi alasan hidup saya. Namun, apa yang dilakukan
sekarang, apa yang coba digapai dan apa yang telah dicapai, pada utamanya akan
kembali pada 5 buah alasan.
Saya berdoa dan berharap agar 5 alasan utama
hidup saya tetap ada dan bahagia, bahkan hingga saya sudah tiada sekali pun.
No comments:
Post a Comment