Sunday, June 10, 2012

5 Alasan


Hidup adalah sebuah pilihan. Setiap orang mempunyai hak dan kebebasan untuk memilih jalan dan tujuan hidupnya. Saya pribadi pun meyakini hal tersebut. Saya berusaha menghargai pilihan dan jalan hidup orang lain dengan meyakini setiap orang punya alasan dan sudut pandang yang berbeda dalam menjalani hidup. Baik dan buruk adalah dua kata sifat yang tidak memiliki definisi pasti. Sejauh seseorang tidak terikat kuat dengan kehidupan yang saya jalani, saya tidak akan banyak ikut campur dalam penentuan pilihan hidupnya.

Semenjak di bangku kuliah,  kehidupan mulai terasa berbeda. Dulu, ketika masih berseragam, hidup mungkin hanya ditujukan untuk tertawa, untuk bersenang-senang. Namun, ketika mulai berkepala dua, pertanyaan mengenai alasan kenapa kita hidup mulai sering berdengung di kepala. Pada akhirnya saya merasa setidaknya ada lima alasan utama hidup ini.

1.      Agama


[source]
Saya memang bukan seseorang yang religious, tapi setidaknya seorang yang beragama. Apa yang saya lakukan selama kurang lebih 20 tahun ini sangat lah terpengaruh dengan apa yang ditujukan agama untuk umatnya. Kegiatan, prilaku, ucapan, apa yang saya makan, apa yang saya minum, dan masih banyak lagi, dipengaruhi oleh direksi yang disebutkan dalam agama. Disertai keyakinan kebenaran agama yang saya pilih, saya berusaha menuju salah satu tempat yang merupakan tempat dengan segala kebaikan, dan menghindari tempat lainnya yang merupakan tempat dengan segala keburukan.

2.     Ibu

Perempuan luar biasa ini adalah alasan kedua hidup saya. Ibu adalah seorang yang hebat, beliau adalah orang yang mengajari tentang halus dan baiknya kehidupan. Semua kasih sayang yang dia berikan tidak mungkin terbayar, walaupun dengan gunung emas sekali pun.  Jika kita membayar 500 ribu untuk pelayanan standar sebuah hotel selama semalam, maka berapa triliyun yang harus kita berikan untuk membayar jasa yang diberikan ibu selama kita hidup? Memang saat ini saya tidak bisa memberikan banyak hal untuk ibu, namun saya berusaha melakukan sesuatu melebihi apa yang bisa dilakukan untuk membahagiakannya. Beliau sangat peduli terutama pada kondisi kesehatan saya. Tentu saja diri ini berusaha untuk tetap sehat, dan selalu mengatakan kalau saya baik-baik saja.
 
3.      Ayah

 

Sama halnya dengan ibu, ayah juga memberikan kasih sayang yang tidak kalah besarnya. Bagi saya, beliau lebih hebat dari pemimpin dan motivator mana pun.  Sosok keras dan tegas adalah apa yang muncul dominan sebagai imagery ayah. Beliau adalah orang yang mengajarkan tidak boleh pantang menyerah dalam kehidupan, mengajarkan untuk terus berusaha dan berdoa dan memberikan yang terbaik pada setiap detik hidup ini. Walaupun demikian terliat keras, ayah adalah orang yang paling khawatir dan paling cepat bergerak ketika saya mengalami masalah. Sama terhadap apa yang diberikan kepada ibu, saya belum bisa memberikan apa-apa kepada ayah. Saya hanya bisa berusaha memberikan kabar dari setiap prestasi kecil yang diraih, hanya agar ayah bisa berkata pada orang lain “That’s my son”.

4.      Adik


Pada awalnya banyak orang mengira kalau keluarga hanya akan memiliki anak tunggal dikarenakan dulu ibu pernah terjangkit penyakit yang membuat kesempatan untuk memiliki anak lagi menipis. Kemungkinan tersebut membuat saya cenderung tumbuh manja dan tidak mandiri. Kehendak Tuhan mengubah semuanya. Berangsur-angsur saya menjadi lebih mandiri setelah akhirnya dikaruniai seorang adik laki-laki. Dulu ketika setiap hari berada di rumah, yang kami lakukan hanya berkelahi. Sekarang, saya sadar kalau saya harus menjadi contoh yang baik bagi sang adik. Sangat senang ketika dia mengatakan “Pengen kaya kaka…” . Saya semakin termotivasi untuk lebih dewasa dan menjadi teladan yang baik setelah kehadiran anggota lain di keluarga kecil kami. Besar harapan adik dapat menjadi seorang dokter, orang yang dapat menjaga kesehatan ayah dan ibu dengan baik. Bukan hanya itu harapan saya di masa depan, dapat membiayai pendidikan adik dari keringat tubuh sendiri sebisa dan secepat mungkin adalah harapan lainnya. Namun, dari awal saya mengatakan hidup adalah pilihan, oleh karena itu sama sekali tidak keberatan jika adik tidak memilih untuk menjadi seorang dokter. Sejauh dia bahagia dan menjadi orang hebat dan bermanfaat, saya akan terus mendukungnya.

5.      Keluarga saya kelak

[source]
Kelak, saya akan memiliki sebuah keluarga kecil. Terbayang pada suatu Minggu pagi saya berada di taman bersama anak-anak saya yang sehat dan cerdas, serta istri yang rupawan dan baik hati. Bermain, bersepeda, berlari, melakukan hal-hal menyenangkan dalam sebuah ruang waktu yang khusus diberikan untuk keluarga. Kelak, saya akan menjadi penopang keluarga dan hidup sebagaimana mestinya ayah saya sekarang. Saya akan hidup dan memberikan yang terbaik untuk mereka. Mungkin yang bisa dilakukan sekarang adalah mulai dengan mencari bakal calon ibu untuk anak-anak saya kelak, (haha).

Untuk menentukan alasan ke-6 ke-7 ke-8 mungkin hingga ke-1000 atau ke-1.000.000 adalah hal yang sangat sulit. Entah harus mulai dari apa atau siapa, yang jelas setiap hal yang ada di dunia ini, sedikit banyak berpengaruh dan mungkin menjadi alasan hidup saya. Namun, apa yang dilakukan sekarang, apa yang coba digapai dan apa yang telah dicapai, pada utamanya akan kembali pada 5 buah alasan.

Saya berdoa dan berharap agar 5 alasan utama hidup saya tetap ada dan bahagia, bahkan hingga saya sudah tiada sekali pun.


No comments:

Post a Comment