Monday, December 14, 2009

Kemeriahan Perayaan Tahun Baru

31 Desember bukanlah hari peringatan nasional, hari pahlawan nasional, bahkan bukanlah hari libur nasional, namun pada hari itu banyak orang membunyikan terompet seakan merayakan sebuah festival, kendaraan bermotor berlalu lalang menuju berbagai objek wisata, orang-orang berkumpul bersama sanak famili, tua-muda, pria-wanita, anak-anak sampai orang dewasa turun ke jalan.

Hal apa yang membuat mereka seperti itu? Pasti kita semua sudah tahu penyebabnya. Seperti yang kita tahu tanggal 31 Desember merupakan halaman terakhir dari sebuah “buku” yang disebut tahun. Semua orang bereuporia merayakan datangnya tahun baru, banyak cara untuk merayakan hal tersebut. Mengunjungi objek wisata, menonton film, membunyikan terompet, berkumpul bersama teman-teman serta keluarga, pesta makan, dan lain-lain. Tetapi cara yang paling populer dan sudah mendunia adalah merayakannya dengan pesta kembang api yang diluncurkan tepat pukul 00.00.

Pada tahun baru dua tahun silam, tepatnya dipenghujung tahun 2007, tak berbeda dengan orang kebanyakan, aku merayakan pesta tahun baru dengan turun ke jalan bersama dengan teman-teman, membuat kebisingan dengan membunyikan terompet, serta mengadakan pesta makan sembari menantikan langit malam yang dihiasi bunga yang berwarna-warni yang berbahan dasarkan bubuk mesiu.

Pada tanggal 31 Desember kami mempesiapkan segalanya, mulai dari bahan makanan, peralatan masak, terompet, uang, fisik, dan tentunya beberapa cangkir kopi yang dapat membantu mata kami terjaga hingga pagi menjelang. Pada saat itu kami berkumpul di rumah seorang teman yang tidak jauh dari objek wisata yang seingkali menjadi pusat perayaan tahun baru di Cipanas – Puncak , yaitu kawasan real estate, Kota Bunga. Konon pengelola Kota Bunga berani merogoh kocek hingga 1 milyar rupiah untuk mengadakan pesta yang dilaksanakan sekali dalam 1 tahun tersebut. Angka tersebur tentu saja merupakan hal yang fantastis untuk percikan api berwarna-warni yang menghiasi langit hanya untuk beberapa saat saja.

Bukan hanya kami saja yang akan merayakan pesta penutupan tahun di tempat itu, ribuan orang dari berbagai tempat seperti Bandung, Jakarta, Bogor, dan Sukabumi pun menuju ke tempat yang sama dengan kami, antrian kendaraan sudah terlihat bahkan dari siang hari, jalur menuju puncak pun sudah menerapkan sistem buka-tutup untuk menghindari kemacetan yang lebih parah. Polisi sudah bersiaga diberbagai titik rawan kemacetan. Pada saat siang hari itu kami sudah berkumpul, bersenda gurau dan tertawa. Mulai memasuki malam hari kami menyiapkan bahan makanan, dan peralatan. Diiringi dengan musik dari komputer, kami pun mengolah makanan tersebut dengan cara memanggang atau membakarnya, kami membuat jagung dan ayam bakar. Suasana pun terasa begitu hangat dan menyenangkan, apa lagi ketika malam sudah memasuki pukul 22.00 ketika kembang api mulai mengangkasa. Kembang api itu memang hanyalah berasal dari pihak-pihak swadaya, yang ingin turut berpartisipasi dalam perayaan. Tidak begitu spektakuler dan fantastis tapi cukup untuk merangsang bola mata kami untuk menatap langit sambil terkagum-kagum. Pada saat itu kami berada dilantai 2 rumah teman kami, tempat yang cukup tinggi dan strategis untuk menikmati pemandangan langit yang hanya terjadi sekali dalam setahun. Tetapi kami merasa kurang puas dengan posisi kami pada saat itu, kami pun memutuskan untuk mencari angle yang lebih strategis dengan memanjat hingga keatap rumah. Tanpa melepaskan jagung bakar ditangan kami, kami pun merangkak naik ke “lantai teratas” dari rumah. Intuisi kami untuk pergi ke atap pun terasa sangat benar ketika langit yang berwarna-warni pada malam itu membuat mata kami melongo dan mulut kami menganga karena saking kagum atas keindahannya. Berada di ketinggian 25 meter diatas tanah, kami tidak menggubris resiko terjatuh dan cidera karena terhipnotis oleh keindahan langit malam tahun baru.

Memasuki pukul 23.00 kami memutuskan untuk menyudahi pesta makan di rumah teman kami dan bersiap pergi menuju tempat pusat perayaan tahun baru. Jarak yang perlu kami tempuh untuk menuju tempat itu hanyalah 1,5 Km tetapi jarak tempuh tersebut terasa menjadi 3 kali lipat ketika kami menemui antrian kendaraan yang sangat panjang dan padat. Kebisingan dari kembang api, orang-orang, dan kendaraan bermotor pun bercampur aduk menjadi satu. Pengendara mobil membunyikan klakson sambil berteriak atau menggelengkan kepala, tanda kekesalan. Para pengendara motor pun tidak mau kalah membuat kebisingan dengan “menggerungkan” knalpot motor mereka. Para pejalan kaki juga tak kalah dalam meramaikan suasana dengan membunyikan terompet dan berteriak-teriak. Pada saat itu sangatlah sulit bagi kendaraan bermotor untuk melangkah walaupun untuk 1 meter saja, bahkan kami yang berangkat dengan berjalan kaki pun merasa sangat kesulitan dikarenakan kerumunan yang terlalu padat.

Pukul 23.30 dengan susah payah kami pun akhirnya dapa mencapai gerbang Kota Bunga, pada saat itu kami menyadari apa yang menyebabkan kemacetan yang sangat panjang tersebut. Penyebabnya ternyata adalah karena tidak di izinkannya kendaraan bermotor untuk memasuki areal Kota bunga tersebut. Akibatnya ratusan kendaraan bermotor mememenuhi gerbang, sementara pengendara motor lainnya terus menuju tempat yang telah diblokade tersebut. Apa yang dilakukan pengelola kami pikir sangat rasional, karena pengendara motor yang masuk dalam jumlah yang banyak dapat merusak ketertiban dan fasilitas yang ada.

Sesampainya disana kami harus terus masuk kedalam, menuju kawasan Danau yang bernama kawasan “little venezia” yang merupakan tempat pusat diluncurkannya kembang api. Jaraknya masih cukup jauh tetapi kami tidak mengeluh sama sekali karena kami begitu menikmati suasana pada malam itu. Kota Bunga merupakan salah satu kawasan real estate dan objek wisata terkemuka. Tata letak yang sangat baik, dihiasi dengan berbagai macam bunga disepanjang jalan membuat mata kami merasa segar. Disana anda akan merasa berada diberbagai macam belahan dunia, karena disana terdapat berbagai macam replika rumah dan kawasan yang berada diberbagai penjuru dunia. Melewati gerbang kami merasakan seperti berada dikawasan Amerika, karena perumahan tipe Amerika yang berjajar rapi. Terus masuk kedalam, suasana khas perumahan Jepang begitu terasa dengan adanya replika arsitektur perumahan dikawasan Jepang dengan ciri khas jendela seperti kertas. Berbagai replika dari kawasan yang ada di penjuru dunia pun terus kami lewati, tak bisa semua itu diceritakan di lembaran kertas kecil ini, oleh karena itu jika kalian berminat menikmati keindahannya, kunjungilah objek wisata Kota Bunga yang berada di Cipanas-Puncak.

Kami terus berjalan, jarak yang kami tempuh pun sudah setengahya, tetapi hal yang paling tidak kami harapkan terjadi. Tetesan H¬2O pun berjatuhan dari langit, semakin lama semakin deras, kami pun memepercepat langkah kaki kami seiring dengan bertambah derasnya tetesan hujan, dan akhirnya kami berlari. Dimalam itu, kami sulit mencari tempat berteduh dikarenakan kerumunan yang penuh sesak. Seorang teman kami pun terpisah dan tertinggal. Tak lama setelah berlari, kami pun menemukan tempat berteduh disebuah teras rumah, tetapi teman kami masih belum menyusul. Beberapa saat kemudian dia pun datang dengan hanya mengenakan satu alas kaki, sementara yang lainnya dia jinjing ditangannya. Kami pun tertawa terbahak-bahak walaupun wajahnya terlihat pucat dan menyedihkan, tentu saja sebagai teman kami merasa iba dan kasihan, tetapi suasana pada saat itu sangat menyenangkan sehingga semua perasaan sedih itu tertutupi. Pegal menunggu kami pun melihat kesebuah sofa yang berada diteras tersebut. Sofa itu terlihat mewah dan mahal, dengan tubuh yang setengah basah kuyup kami pun duduk dengan santainya di sofa tersebut dan tidak mempedulikan lagi siapa dan apakah pemilik sofa itu mengizinkan kami bersantai disitu atau tidak. Tiba-tiba sang pemilik rumah pun keluar, memelototi kami dan meneriaki kami untuk pergi tanpa mempedulikan cuaca yang saat itu sedang hujan deras, merasa takut kami pun berlarian. Kami merasa kesal tetapi yang kami lakukan hanyalah tertawa, karena merasa telah melakukan tindakan konyol secara “berjamaah”.

Akhirnya kami pun sampai ke tempat pusat peluncuran kembang api dengan tepat waktu, saat itu hujan masih mengguyur tubuh kami, tapi rasa penasaran dan penantian kami yang sangat besar membuat semua itu tak terasa. Tahun baru pun tinggal beberapa menit lagi, kami pun merasa semakin excited menanti peluncuran kembang api yang kabarnya menghabiskan biaya 1 Milyar. 1 menit . . .30 detik . . .15 detik . . .5 detik . . .kami melakukan hitungan mundur, menyambut datangnya tahun baru, hitungan pun semakin mengecil dan akhirnya mencapai 3 angka terkecil, kami beserta semua orang lainnya pun berteriak menghitung mundur, tiga . . .! dua . . .! satu . . .! . Semua orang yang datang pada malam itu pun bersorak sorai, membunyikan terompet, berteriak, dan tersenyum, tentu saja kami pun tidak absen dalam menyumbang keramaian, kami berteriak kagum seiring dengan mengangkasanya bubuk mesiu yang meledak di langit dan membentuk sebuah bunga yang berwarna-warni, tetesan air hujan malah membuat suasana semakin indah. Spektakuler dan fantastis, hanya dua kata itulah yang dapat mewakili perasaan kami dan indahnya langit malam itu. Percikan api yang membentuk bunga itu begitu mempesona dan menyilaukan, kadangkala percikan itu jatuh hingga menyentuh tanah. Sekitar 30 menit kami hanya menengadah dan menganga menatap langit dan merasa kagum. 31 Desember – 1 Januari adalah saat dimana langit malam terasa begitu indah itulah yang kami katakan didalam hati. Kami berharap saat-saat seperti itu dapat terulang di tahun-tahun yang akan datang.

Saturday, November 14, 2009

Taman Bunga Nusantara, Pesona Keindahan Bunga Nusantara

Bunga merupakan lambang keindahan, keromantisan, dan sebagai ungkapan rasa kasih sayang. Banyak orang menyukai bunga. Indra penglihatan kita akan merasa segar ketika melihat hamparan bunga berwarna-warni yang indah.

Mungkin hal itulah yang mengisnspirasi Ibu Bustanil Arifin untuk membuat sebuah tempat rekreasi yang bernama Taman Bunga Nusantara yang berlokasi di Cipanas – Puncak, Cianjur. Sesuai dengan namanya, tempat rekreasi ini menyuguhkan keindahan bunga sebagai “menu” utama. Terdapat berbagai jenis bunga dari berbagai penjuru nusantara, bahkan bunga dari penjuru dunia pun tidak sedikit ditemukan di areal rekreasi yang luasnya lebih dari 50 hektar ini.

Memasuki areal Taman Bunga Nusantara, kita sudah disambut oleh sebuah patung angsa hitam yang tingginya kurang lebih 20 meter, patung ini merupakan ikon dari Taman Bunga Nusantara itu sendiri. Terus masuk kedalam, mata kita akan dimanjakan oleh miniatur burung merak yang tersusun dari berbagai macam jenis bunga yang berwarna-warni. Suasana semakin romantis dan menyenangkan ketika diantara jalan yang kita lewati terdapat dua buah kolam yang menyemburkan air ke udara, bagaikan pasukan inggris yang melakukan penghormatan terhadap para bangsawannya. Disini juga terdapat sebuah jam raksasa, yang hanya terdapat dua di dunia, selain di tempat ini jam tersebut juga dapat ditemukan di Jepang. Sudut pandang kita untuk menikmati keindahan Taman Bunga Nusantara ini pun tidak hanya dapat dinikmati melalui pandangan horizontal saja, kita dapat menikmati keindahan Taman Bunga Nusantara ini melalui pengamatan kita dari atas sebuah menara yang tingginya kurang lebih 100 meter, menara tersebut bernama menara pandang.

Keindahan Pulau Dewata dapat kita nikmati di tempat ini dengan memasuki areal Taman Bali, yang merupakan adaptasi dari taman-taman yang terdapat di Bali. Jika kita ingin sesuatu yang lebih menantang, kita dapat menguji daya ingat dan keberuntungan kita dengan mengunjungi areal Maze Garden atau taman labirin, yang dimana kita harus memasuki sebuah labirin untuk menemukan keindahan taman yang tersembunyi di dalamnya. Udara dan hawa panas dapat kita rasakan jika kita memasuki areal rumah kaca, yang tentunya merupakan salah satu “menu” yang tak kalah spesialnya dari apa yang disuguhkan oleh pengelola Taman Bunga Nusantara untuk para pengunjungnya.

Disini juga terdapat berbagai macam jenis miniatur taman dari berbagai penjuru dunia, seperti taman gaya Prancis, taman gaya Jepang, taman gaya Amerika, dan taman Mediterania, yang didalamnya terdapat berbagai macam jenis bunga dari negara gurun pasir di timur-tengah. Semua taman tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai apa yang ada di negara asalnya, sehingga kita seakan-akan mengunjungi negara asal dari taman tersebut di adaptasikan.

Areal bermain keluarga pun tak lupa diperhitungkan oleh pengelola Taman Bunga Nusantara, dibuktikan dengan adanya sebuah areal bermain keluarga yang bernama Alam Imajinasi, yang didalamnya terdapat berbagai macam wahana yang tidak kalah serunya dengan yang ada di areal bermain keluarga seperti Dunia Fantasi.

Bunga bukan hanya mahluk hidup yang bergerak pasif, bukan hanya penghirup oksigen di malam hari, ataupun penghasil sari madu yang dibutuhkan lebah. Tetapi bunga dapat menjadi “santapan lezat” untuk mata dan pikiran kita jika dirangkai dan dikelola dengan baik, hal itulah yang dilakukan oleh para pengelola sebuah tempat rekreasi yang bernama Taman Bunga Nusantara.

image source : cianjurkab.go.id

Friday, October 9, 2009

Makna Kebahagiaan

Bahagia, mungkin semua orang sering mendengar kata tersebut, bahkan saya yakin semua orang mencari hal tersebut dalam kehidupannya. Tetapi, akankah kita tahu bagaimana ukuran kebahagiaan itu? apakah dengan mempunyai harta? fisik yang rupawan? jabatan? prestasi dan popularitas? apa ? apa dan bagaimana sebenarnya ukuran dari sebuah kebahagiaan itu kita tidak dapat memastikannya, karena ukuran bahagia dari setiap orang berbeda-beda.

Di Amerika yang notabene merupakan negara dengan penduduk yang rata-rata penghasilannya tinggi, angka bunuh diri masih sangat besar. mereka mempunyai harta, tetapi mengapa mereka memutuskan mengakhiri hidup mereka ?, padahal mereka mempunyai harta yang melimpah. Itu merupakan salah saru bukti bahwa tolak ukur kebahagiaan seseorang, tidak dapat diukur dari harta yang mereka miliki.

Kurt Cobain, seorang yang memiliki fisik rupawan, popularitasnya sebagai musisi tidak perlu kita ragukan lagi, dan dia pun memiliki harta yang melimpah. memutuskan untuk meninggalkan dunia ini dengan cara mencabut nyawanya dengan cara yang dibenci tuhan, lagi-lagi bunuh diri. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semua yang dimilikinya baik harta,popularitas,atau kerupawanan fisik tidak dapat memberinya sebuah kebahagiaan hidup.

Lalu apa yang dapat membuat kita merasa bahagia dalam hidup ini?

berjalan lah lurus, perhatikan sekitar anda, merendahkan diri dengan menunduk, dan janganlah kau memandang langit sebagai kumpulan awan dan hamparan langit biru yang terbentang luas yang sulit untuk kau gapai, hingga kau bermimpi untuk memiliki sayap agar kau bisa menggapainya, memandanglah ke atas, renungkanlah bahwa diatas hamparan lautan oksigen biru itu, ada sebuah sistem tata surya yang sangat luas yang membuat kita terlihat bagaikan senuah titik debu tak berarti.

jika diperhatikan ungkapan diatas tidak ada hubungannya dengan bahasan kita kali ini mengenai makna kebahagiaan dalam hidup, tetapi apa yang sebenarnya ingin saya katakan adalah,

kita tidak boleh menyerah dalam hidup ini, hidup ini adalah sebuah perjalanan yang harus kita selesaikan,tidak boleh memutuskan apa yang telah digariskan oleh tuhan, jika kita bersyukur kita akan merasa bahagia dan tersadar betapa beruntungnya kita, lihatlah disekitar kita, banyak orang yang kelaparan, yang dibenaknya hanya memikirkan bagaimana bisa mendapatkan sesuap nasi untuk menyambung hidup mereka,di benak mereka tidak ada bayangan, jika mereka memiliki uang, mereka akan membeli laptop, mereka akan browsing mereka akan blogging,ataupun mereka akan chatting dengan uang yang mereka miliki. Saya yakin anda sekalian yang saat ini membaca blog ini lebih beruntung dari mereka, maka bersyukurlah maka anda akan merasa bahagia, bantulah mereka dan anda akan merasa lebih bahagia. Lihatlah kebawah, perhatikanlah, apakah ada anggota tubuh anda yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya? apakah kaki kaki,tangan,jari dan anggota tubuh lain yang anda miliki masih berfungsi sebagaimana mestinya? sekali lagi bersyukurlah karena anda masih bisa berjalan, bernapas, menyentuh benda, melihat, berbicara sebagaimana mestinya. karena banyak sodara kita yang hidup tanpa memiliki apa yang kita miliki sekarang. Oleh karena itu bersyukurlah, dan anda akan tersadar betapa tuhan telah memberikan anda kebahagiaan.

Lihatlah ke atas, tapi jangan memandang langit dengan pikiran yang dangkal, karena sedangkal-dangkalnya langit, yang dapat anda lakukan hanyalah menatapnya dan berusaha menggapainya dengan rasa kesal, pandanglah hingga ke luar angkasa hingga anda sadar bahwa semua itu berujung pada dzat yang maha kuasa yang memiliki kekuasaan atas semua yang ada di dunia ini. Jika anda hanya memandang langit dengan dangkal, artinya anda hanya iri dan dengki,hanya menginginkan apa yang anda tidak miliki,dengan arti kata lain anda tidak bersyukur dengan apa yang anda miliki sekarang, maka anda hanyalah menyia-nyiakan kebahagiaan yang anda miliki sekarang.

Dari uraian panjang di atas, dapat kita simpulkan bahwa bahagia atau tidaknya seseorang dapat diukur dari seberapa besar dia bersyukur atas semua yang telah Sang kuasa berikan kepadanya.

Semoga kita dapat menjadi manusia yang pandai bersyukur, agar dapat merasakan kebahagiaan dunia dan akhirat, amiiin.

Saturday, October 3, 2009

Bukan Itu Masalahnya

Ketika kita gagal dalam suatu hal.

Pasti kita pernah berpikir.

1. Saya tidak berbakat dan tidak beruntung dalam hal tersebut
2. Saya tidak cocok dengan hal tersebut
3. Saya rasa hal tersebut terlalu sulit untuk saya

tapi pernahkah kita berpikir bahwa hanya ada satu masalah yang membuat kita gagal?

KITA BELUM CUKUP BERUSAHA

Saya rasa hanya itu yang membuat kita gagal.

Ada batas untuk orang yang berbakat dan beruntung, tetapi tidak ada batas untuk orang yang bekerja keras,

Manusia adalah mahluk yang paling baik dalam menyesuaikan diri, karena manusia dapat berpikir dan memikirkan cara.

Jika kita memiliki cita-cita yang tinggi bagaikan sebuag gunung, apa yang harus kita lakukan untuk meraih cita-cita tersebut? hanya satu jawabannya,

Mendaki

sampai kapanpun kita tidak akan pernah mencapai apa yang kita cita-citakan hanya dengan tengadah, menganga, dan menatap ke atas dengan mengerutkan dahi. Yang harus kita lakukan hanyalah,

Mendaki

Masalah Bangsa Kita

Seluruh dunia tahu Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau, sumber daya lautnya begitu melimpah, kekayaan dan sumber daya alamnya pun bagaikan tumpukan emas yang bisa membuat rakyatnya kaya dan sejahtera, Seni budaya pun tak kalah melimpahnya, ratusan karya seni, puluhan etnik, berbagai macam bahasa, ribuan kuliner, sejuta objek pariwisata, semua ada di Indonesia.

Tapi, apakah Indonesia merupakan negara sejahtera, negara maju, ataupun negara yang sebagian besar penduduknya tidak berada di bawah garis kemiskinan? pembaca sekalian pasti mengetahui jawabannya.

Bangsa kita tidak pernah kekurangan orang pintar,
saya yakin para,para pejabat,para pengusaha,bahkan para koruptor yang selama ini duduk terkantuk, dan hanya mengangguk tanpa mengerti ketika sidang mengenai rakyat jelata yang telah mempercayai mereka untuk duduk disebuah kursi di dalam sebuah gedung mewah yang menjadi simbol keadilan untuk rakyat. Adalah orang-orang yang telah mengenyam pendidikan lebih dari bangku SMA. Bahkan saya yakin mereka telah sering masuk dan menaiki lift untuk menuju ruangan mereka belajar, di sebuah Universitas favorit dalam negeri, bahkan di luar negeri.

Tetapi mengapa bangsa ini menjadi bangsa yang terpuruk ? padahal para pemimpin kita adalah orang-orang yang fasih berbahsa asing, hafal penerapan rumus matematika, dan juga faham mengenai ekonomi dan kesejahteraan rakyat?

Jawabannya hanya satu !

Rendahnya moral para petinggi pemerintahan !

Rusaknya moral para petinggi bangsa ini menjadi gas beracun yang menyebar keseleluruh penjuru negeri ini. KPK, sebuah lembaga pemberantasan kejahatan kriminal khususnya korupsi, yang harusnya menyeret para pencuri uang rakyat ke depan meja hijau, kini malah menempatkan salah satu pemimpinnya di kursi panas persidangan dikarenakan terlibat dalam sebuah kasus pembunuhan. Departemen agama (DEPAG), sebuah departemen dimana orang-orang yang seharusnya mengerti agama lebih baik dari kebanyakan masyarakat Indonesia pada umumnya, dan mungkin lebih hafal dan mengerti "doa tobat" dari siapapun, diklaim sebgai departemen terkorup beberapa tahun belakangan.

Apakah lembaga yang telah disebutkan di atas hanyalah lembaga yang hanya dipenuhi orang-orang buta huruf yang tidak mengenal sekolah !?

Opini saya, yang harus diperbaiki oleh bangsa ini terlebih dahulu bukanlah sistem ataupun kurikulum pendidikan yang terus menerus berganti nama, tetapi moral,etika,dan prilaku, yang mendasari pola pemikiran yang menentukan bagaimana kita menerapkan ilmu yang kita miliki.