Hari kedua KKN dimulai lebih siang, sekitar
pukul enam lebih kebanyakan dari kami baru melaksanakan sholat subuh. Tidak
banyak hal yang dilakukan di pagi hari. Sekitar pukul sepuluh kami berangkat
menuju kantor desa untuk silaturahmi dan menanyakan beberapa hal mengenai desa
Sukamulya. Bapak kepala desa tidak bisa kami temui karena ada kesibukan lain
yang lebih penting, oleh karena itu kami hanya dapat berbincang dengan
perwakilan desa lainnya.
Secara umum perangkat desa tersebut menyatakan
bahwa sebenarnya desa Sukamulya sudah tergolong desa maju, salah satu desa
terbaik tingkat kabupaten, bahkan tingkat provinsi. Beliau juga menyatakan jika
desa ini menjadi salah satu desa percontohan dan peradaban yang mendapatkan
bantuan besar dari pemerintah. Secara kasat mata pun kita bisa melihat mini
market, ATM, SPBU, bengkel motor, warung tenda, air minum isi ulang, tukang
jahit, pasar, bahkan waterboom di
sekitar desa ini. Mungkin saya harus menerima kenyataan jika kampung saya di
Cianjur lebih ‘tempat KKN banget’ dibanding dengan tempat KKN saya sekarang.
Intinya perangkat desa mengatakan jika mahasiswa tidak perlu begitu memusingkan
program untuk desa ini, hampir semuanya sudah aman dan terkendali, “ya jika mau
memberikan sesuatu untuk peningkatkan dan kebaikan desa ya sangat dianjurkan,
tapi tidak diwajibkan, semampu kalian saja” ujar salah satu perangkat desa
Sukamulya.
06 Juli 2012 adalah hari Jum’at, tentu saja
ke-enam pria muslim dari kelompok kami melaksanakan sholat Jum’at. Secara umum,
secara yang terlihat, semua orang di tim KKN desa Sukamulya adalah orang-orang
yang taat agama, walaupun saya kira tidak ada yang masuk pada kategori ‘ikhwan-akhwat’.
Tentu saja tidak ada yang spesial mengenai Jum’atan, kecuali pada bagian dimana
salah seorang DKM masjid menghampiri kami, dan sebelum khotbah mengumumkan
bahwa desa telah kedatangan mahasiswa KKN dari UPI. Nama dan tempat asal kami
pun menggema di udara desa melalui pengeras suara masjid. Selesai sholat DKM
meminta kami untuk berkumpul dan berbincang-bincang terlebih dahulu bersama
dengan mahasiswa KKN IPB. Dari perbincangan terlihat jelas secara pragmatik jika
mahasiswa diharapkan dan dituntut untuk menjadi teladan yang dapat memberikan
perubahan baik untuk masyarakat.
Sore hingga malam kami melakukan aktifitas yang bahkan mungkin sebagian keluarga pun sudah mulai jarang lakukan. Memasak bersama, bercengkrama sambil bermain kartu, memakan kudapan, menonton film, berusaha memperbaiki televisi walaupun belum berhasil, kami menikmati kebersamaan yang baru terbangun selama dua hari lebih. 38 hari ke depan mungkin hal ini akan semakin membaik, atau mungkin juga mulai menurun. Ya apa pun yang terjadi nikmati saja. Jika memang tidak mengenakan, salah satu prinsip hidup saya adalah things that hurt you today should be the things that you laugh at tomorrow.
No comments:
Post a Comment