Saturday, July 7, 2012

KKN Hari ke-2: Desa Sukamulya



Hari kedua KKN dimulai lebih siang, sekitar pukul enam lebih kebanyakan dari kami baru melaksanakan sholat subuh. Tidak banyak hal yang dilakukan di pagi hari. Sekitar pukul sepuluh kami berangkat menuju kantor desa untuk silaturahmi dan menanyakan beberapa hal mengenai desa Sukamulya. Bapak kepala desa tidak bisa kami temui karena ada kesibukan lain yang lebih penting, oleh karena itu kami hanya dapat berbincang dengan perwakilan desa lainnya.


Secara umum perangkat desa tersebut menyatakan bahwa sebenarnya desa Sukamulya sudah tergolong desa maju, salah satu desa terbaik tingkat kabupaten, bahkan tingkat provinsi. Beliau juga menyatakan jika desa ini menjadi salah satu desa percontohan dan peradaban yang mendapatkan bantuan besar dari pemerintah. Secara kasat mata pun kita bisa melihat mini market, ATM, SPBU, bengkel motor, warung tenda, air minum isi ulang, tukang jahit, pasar, bahkan waterboom di sekitar desa ini. Mungkin saya harus menerima kenyataan jika kampung saya di Cianjur lebih ‘tempat KKN banget’ dibanding dengan tempat KKN saya sekarang. Intinya perangkat desa mengatakan jika mahasiswa tidak perlu begitu memusingkan program untuk desa ini, hampir semuanya sudah aman dan terkendali, “ya jika mau memberikan sesuatu untuk peningkatkan dan kebaikan desa ya sangat dianjurkan, tapi tidak diwajibkan, semampu kalian saja” ujar salah satu perangkat desa Sukamulya.

06 Juli 2012 adalah hari Jum’at, tentu saja ke-enam pria muslim dari kelompok kami melaksanakan sholat Jum’at. Secara umum, secara yang terlihat, semua orang di tim KKN desa Sukamulya adalah orang-orang yang taat agama, walaupun saya kira tidak ada yang masuk pada kategori ‘ikhwan-akhwat’. Tentu saja tidak ada yang spesial mengenai Jum’atan, kecuali pada bagian dimana salah seorang DKM masjid menghampiri kami, dan sebelum khotbah mengumumkan bahwa desa telah kedatangan mahasiswa KKN dari UPI. Nama dan tempat asal kami pun menggema di udara desa melalui pengeras suara masjid. Selesai sholat DKM meminta kami untuk berkumpul dan berbincang-bincang terlebih dahulu bersama dengan mahasiswa KKN IPB. Dari perbincangan terlihat jelas secara pragmatik jika mahasiswa diharapkan dan dituntut untuk menjadi teladan yang dapat memberikan perubahan baik untuk masyarakat.

Sore hingga malam kami melakukan aktifitas yang bahkan mungkin  sebagian keluarga pun sudah mulai jarang lakukan. Memasak bersama, bercengkrama sambil bermain kartu, memakan kudapan, menonton film, berusaha memperbaiki televisi walaupun belum berhasil, kami menikmati kebersamaan yang baru terbangun selama dua hari lebih. 38 hari ke depan mungkin hal ini akan semakin membaik, atau mungkin juga mulai menurun. Ya apa pun yang terjadi nikmati saja. Jika memang tidak mengenakan, salah satu prinsip hidup saya adalah things that hurt you today should be the things that you laugh at tomorrow.




No comments:

Post a Comment