Tuesday, April 17, 2012

Ketika Cantik dan Tampan adalah Apa Kata Mereka

[sumber]
 
“Pakailah produk kami, dijamin dalam 40 hari kulit anda akan tampak lebih putih dan cerah”
“Pakailah produk kami, dijamin dalam 40 hari kulit anda akan tampak lebih hitam dan gelap”

Dari kedua pernyataan diatas, kira-kira pernyataan mana yang lebih sering muncul di televisi?

Banyak orang setuju jika cantik itu relatif. Namun, ketika kita mendengar kata cantik, kira-kira wanita seperti apa yang tergambar di pikiran kita? Apakah wanita dengan kulit putih dan terang? Atau kah wanita dengan kulit gelap?. Jika wanita berkulit putih dan terang terbesit dalam pikiran anda, maka anda memiliki asumsi yang sama dengan saya.

Sebenarnya kata cantik itu tidak memiliki definisi dan kriteria yang spesifik, silahkan cari dalam kamus bahasa apa pun. Namun, pada kenyataannya kita didorong untuk mempercayai bahwa cantik itu adalah terlihat seperti apa yang ditunjukan dalam iklan produk kosmetik. Digambarkan, jika seorang wanita memiliki penampilan seperti apa yang ditunjukan produk kosmetik, dia akan lebih mudah untuk menarik perhatian lawan jenis, lebih mudah mendapat pekerjaan, atau akan lebih awet dalam berumah tangga. Efek dari pesan komersial tersebut berdengung di kepala para penontonnya. Para wanita berusaha mendapatkan penampilan seperti para bintang iklan kosmetik, dan para pria berusaha mendapatkan wanita dengan penampilan seperti para bintang iklan kosmetik.

Jadi, apakah makna cantik itu masih bersifat relatif? Jika belum percaya, silahkan buka google pilih menu pencarian gambar, dan ketik kata kunci ‘wanita cantik’ atau ‘beautiful women’. Hasil pencarian google yang dianggap sebagai penelusuran ‘popular things’ dunia pun mendefinisikan bahwa cantik itu adalah apa yang ditampilkan ras tertentu. Bahkan, Bruno Mars yang mengatakan bahwa cantik itu adalah menjadi diri apa adanya, just the way you are, tidak menunjukan bahwa cantik itu universal dan merujuk pada semua ras yang ada di dunia. Dalam video clip, dan bahkan dalam lirik lagunya, sama sekali tidak tergambar kalau cantik yang mereka maksud berlawanan dengan mainstream defnisi cantik menurut produk kosmetik. Apakah jika wanita di video clip just the way you are diganti dengan orang lain, Bruno Mars masih tetap akan mengatakan “Girl you are amazing, just the way you are”?.

[sumber]

Tanpa sadar, kita telah termakan oleh konsepsi yang disuntikan oleh para produsen yang ingin menjual produk mereka. Makna cantik yang beredar luas di masyarakat hampir sama kemunculannya dengan produk pasta gigi. Dari sumber yang saya temukan, bau mulut menjadi masalah di masyarakat setelah produk pasta gigi muncul, sebelum kemunculan pasta gigi, bau mulut dianggap sebagai hal yang tak mengganggu. Selain asumsi bahwa definisi cantik yang kita dapat sekarang berasal dari kepentingan komersial, bolehkah saya juga berasumsi bahwa sebenarnya kita tidak jauh berbeda dengan Adolf Hitler yang mengganggap ras Arya lebih baik dari ras lainnya?.

Banyak pria pun menghadapi masalah dengan adanya gender stereotype yang dimunculkan oleh pesan komersial diberbagai media. Pada umumnya, digambarkan seorang pria yang ‘cowo banget’ adalah pria yang memiliki tinggi badan diatas 170 cm, berbadan tegap, kuat, memiliki bentuk tubuh seperti para binaragagawan, kerap kali melakukan hal ekstrim, mengendarai motor besar, serta pandai berolahraga. Sudah lupa kapan terakhir atau mungkin bahkan belum pernah saya menemukan seorang pria yang menjadi seorang pedagang atau guru yang mengendarai sepeda motor sederhana menjadi ikon pria sejati di televisi. Padahal sebenarnya seorang pria dapat dikatakan pria bukan ketika dia jago bermain bola, tetapi cukup ketika dia ‘memiliki bola’. Memang seorang pria secara gender memiliki peran-peran tertentu, namun hal tersebut saya rasa tidak termasuk melakukan hal ekstrim dan berpetualang mendaki gunung lewati lembah.


[sumber]

Bagi saya, pria sejati adalah ayah saya. Seorang pria yang hanya berkendara sebuah motor sederhana untuk menuju ke tempat dia mengajar. Beliau tidak berparas seperti Christian Ronaldo atau pun Christian Sugiono, tidak pernah melakukan hal ekstrim, mendaki gunung, atau pun berenang di lautan lepas, kemampuan berolahraganya pun biasa saja. Namun saya tetap menganggap dia sebagai seorang pria sejati karena beliau lah yang mendidik saya hingga bisa menjadi seperti ini, menyekolahkan saya, dan menafkahi keluarga. Tiga hal dari ribuan hal yang dia lakukan sudah cukup untuk membuatnya mendapat predikat pria sejati. Apakah ayah anda adalah seorang yang anda anggap pria sejati? Atau kah tidak demikian karena beliau tidak pernah mendaki gunung dan tidak memiliki otot yang kekar?.

Prof. Didi Suherdi dalam satu kesempatan mengatakan pernyataan yang berdengung di kepala saya hingga saat ini. Beliau mengatakan “Perempuan, ketika dia SD menganggap laki-laki menarik adalah mereka yang bisa memanjat pohon. Ketika SMP dia menganggap laki-laki menarik adalah mereka yang memiliki gaya rambut mode terbaru. Ketika SMA wanita menganggap pria tampan adalah mereka yang tergabung dalam sebuah band. Ketika seorang wanita masuk ke perguruan tinggi, seseorang yang dia anggap menarik adalah pria yang aktif di himpunan. Ketika dia menikah, pria yang jadi pilihannya adalah pria mapan yang dapat memberi kehidupan bagi keluarga”.

Merupakan hal yang wajar jika kita tertarik pada penampilan seseorang. Adalah hal yang naïf jika seorang pria tidak tertarik untuk memilih wanita cantik sebagai pasangannya. Namun, cantik tidaknya seorang wanita bukanlah berasal dari kerupawanan wajah mereka, tapi dari bagaimana mata pria menamyizkannya. Ketika seluruh dunia menganggap Lady Diana seorang wanita cantik, mata pangeran Charles tidak melihat demikian, dia lebih memilih Camilla dan menelantarkan seorang wanita pujaan dunia.

Mata adalah organ untuk menilai kemenarikan seseorang. Namun jangan lupa jika mata dikendalikan oleh otak dan hati. Apakah otak dan hati adalah organ yang patut dikuasai oleh mata?. Apakah miracle kerupawanan seseorang tidak akan terkikis oleh nature seseorang yang akan terus menua? Semoga untuk mengetahui hal tersebut kita tidak perlu mengalaminya terlebih dahulu.

-Assumption-

5 comments:

  1. Nggak ngeblog pake Beswan Djarum ta brow....

    ReplyDelete
  2. Iya, ga nyaman pake wordpress bro abisnya. Malah jadi males nulisnya... hehe paling nanti udah deket lomba blog deh.

    ReplyDelete
  3. media, advertising in particular, has an ability and mysterious power to shape our thought. that shaping power is quite vast since we're in the age of media culture. so, what media says should be under scrutiny.

    ReplyDelete
  4. Right, that's why we should not take for granted anything published by media.

    ReplyDelete
  5. I couldn't be more agree on anything u say in d post. It's like an inevitable fact that humans' paradigm are derived and easily affected by their surrounding.
    If I may add an opinion on this, I think body and face appearance in some extent shares the same source with faith. Both of them comes from our faith, what we believe is right. If people say that beauty is white and flawless, then it is. Otherwise, if some other say that inner beauty is more paramount, than it is. What we can do best is appreciate and not losing our stance and believe in seeing something.
    Your future wife will be so lucky then because she will be the most beautiful woman on earth not because she has won any beauty pageant, but because you love her all the way she is.
    "You are beautiful because I love you, not vice-versa" (anonymous)

    ReplyDelete