Tuesday, May 14, 2013

Gemuruh dan Sorak Sorai Djarum Indonesia Open

Dukung badminton sebagai kebanggan bangsa!
 

Indonesia bergemuruh dan bergembira tatkala berita kemenangan tim Thomas Cup 1958 Singapura menggema ke seantero nusantara. Bangsa yang kala itu belum lama merdeka hanya bisa bersorak sorai dari jauh, tidak bisa menyaksikan perayaan kemenangan secara langsung di depan mata. Begitupula ketika Barcelona pada 1992 menjadi saksi kedigdayaan Indonesia meraih medali emas badminton untuk pertama kalinya. Keperkasaan Alan Budikusuma dan Susi Susanti hanya bisa disaksikan segelintir orang melalui layar kaca saja. Dukungan rakyat Indonesia masih terasa nun jauh di sana. Namun, tetap saja, atlet mana yang tidak bangga dan termotivasi tatkala perjuangannya disokong langsung oleh kawan-kawan sebangsa dan setanah air?

Ketidakhadiran para pecinta badminton tanah air di tempat para pahlawan bangsa berlaga bukanlah karena kurangnya rasa cinta. Berbagai hal mulai dari jarak dan biaya menjadi penghalang terbangnya para pemompa semangat untuk menyaksikan perhelatan olahraga yang namanya berasal dari salah satu istana di Inggris ini. Padahal, peran dukungan suporter terhadap atlet-atletnya yang berlaga di arena tidak perlu diragukan lagi. Suporter selalu menjadi motivasi tambahan untuk para wakil negara dan beban tersendiri bagi para lawan dari berbagai negeri.
                 
“Luar biasa! Saya sangat mengagumi atmosfir penonton istora!” ungkap Peter Gade, seorang pemain badminton veteran asal Denmark yang kala itu bertanding di Djarum Indonesia Open, sebuah kompetisi badminton yang dituan rumahi oleh Indonesia. Sebuah ajang di mana para pecinta badminton negeri tidak perlu meroogoh kocek terlalu dalam untuk datang ke arena. Di rumah sendiri, sorak sorai dan teriakan rakyat Indonesia bergema bahkan hingga ke hati lawan tanding. Apa yang dirasakan oleh lawan, tentu akan dirasakan dalam bentuk motivasi dan semangat tinggi oleh para pejuang badminton bangsa. Satu hal yang pasti, atmosfir spesial yang diciptakan suporter ini hanya bisa dirasakan ketika Indonesia menjadi tuan rumah, ketika diselenggarakannya Djarum Indonesia Open yang mulai bergulir sejak tahun 1982.
                
Tahun ini, Djarum Indonesia Open kembali diselenggarakan di Jakarta. Atlet-atlet badminton terbaik Indonesia kembali berlaga mempertaruhkan nama bangsa. Memang saat ini prestasi badminton Indonesia kian lama kian merunduk. Namun, hal itu tidak menyurutkan semangat rakyat Indonesia untuk mendukung atlet-atletnya bertanding di arena. Tak peduli siapa pun lawannya, rakyat Indonesia akan selalu memberikan dukungan penuh kepada para wakil negara. Hal ini tentunya menjadi faktor penting dalam kebangkitan prestasi badminton nasional. Di rumah kita, para atlet medapatkan tenaga dan semangat ekstra yang mampu menggetarkan bulu kuduk pemain negara lain. Di sini, ratusan ribu orang menghadirkan jiwa dan raganya di Istora untuk mengembalikan kejayaan Indonesia. Sadar akan pentingnya peran suporter, penyelenggara Djarum Indonesia Open pun mengapresiasinya dengan menyediakan berbagai fasilitas, mulai dari informasi lengkap pembelian tiket, informasi pertandingan, hingga teknologi augmented championship yang memungkinkan suporter untuk berfoto seolah-olah berada di podium juara.
                 
Djarum Indonesia Open berpredikat Premier Super Series sejak tahun 2011 silam. Predikat tersebut menjadikan kompetisi badminton yang selalu diadakan di Indonesia ini sejajar dengan kompetisi sekelas All England. Pemain dunia berperingkat 10 besar diwajibkan untuk berpartisipasi, beradu kemampuan bermain raket dan mempertaruhkan gengsi dalam perhelatan akbar ini. Artinya, menang di Djarum Indonesia Open adalah sebuah nilai penting di mata dunia. Di tahun 2012 lalu, Indonesia terlalu memanjakan tamu karena hanya memenangkan satu emas saja dari katergori tunggal putra. Harapan besar bangsa Indonesia untuk Djarum Indonesia Open 2013 tahun ini sederhana saja: menjadi juara pada semua kategori di tanah sendiri.  
                 
Di Djarum Indonesia Open 2013, kesempatan itu terbuka lebar. Di Djarum Indonesia Open 2013, seluruh rakyat Indonesia berteriak, bergembira, dan secara langsung mendukung para pahlawan badminton bangsa bertanding mempertaruhkan nama negara. Di Djarum Indonesia Open 2013, lawan bergetar dan merinding mendengar kumandang lagu Indonesia raya. Juni 2013, saat Djarum Indonesia Open digelar, adalah saat ketika jutaan rakyat Indonesia secara langsung ikut berjuang mengembalikan kedigdayaan  badminton Indonesia.

No comments:

Post a Comment