Ketidakhadiran para pecinta badminton tanah air di tempat para pahlawan bangsa berlaga bukanlah karena kurangnya rasa cinta. Berbagai hal mulai dari jarak dan biaya menjadi penghalang terbangnya para pemompa semangat untuk menyaksikan perhelatan olahraga yang namanya berasal dari salah satu istana di Inggris ini. Padahal, peran dukungan suporter terhadap atlet-atletnya yang berlaga di arena tidak perlu diragukan lagi. Suporter selalu menjadi motivasi tambahan untuk para wakil negara dan beban tersendiri bagi para lawan dari berbagai negeri.
“Luar
biasa! Saya sangat mengagumi atmosfir penonton istora!” ungkap Peter
Gade, seorang pemain badminton veteran asal Denmark yang kala itu bertanding di
Djarum Indonesia Open, sebuah kompetisi badminton yang dituan rumahi oleh
Indonesia. Sebuah ajang di mana para pecinta badminton negeri tidak perlu meroogoh
kocek terlalu dalam untuk datang ke arena. Di rumah sendiri, sorak sorai dan teriakan
rakyat Indonesia bergema bahkan hingga ke hati lawan tanding. Apa yang dirasakan
oleh lawan, tentu akan dirasakan dalam bentuk motivasi dan semangat tinggi oleh
para pejuang badminton bangsa. Satu hal yang pasti, atmosfir spesial yang
diciptakan suporter ini hanya bisa dirasakan ketika Indonesia menjadi tuan
rumah, ketika diselenggarakannya Djarum Indonesia Open yang mulai bergulir sejak
tahun 1982.
Tahun
ini, Djarum Indonesia Open kembali diselenggarakan di Jakarta. Atlet-atlet
badminton terbaik Indonesia kembali berlaga mempertaruhkan nama bangsa. Memang
saat ini prestasi badminton Indonesia kian lama kian merunduk. Namun, hal itu
tidak menyurutkan semangat rakyat Indonesia untuk mendukung atlet-atletnya bertanding
di arena. Tak peduli siapa pun lawannya, rakyat Indonesia akan selalu
memberikan dukungan penuh kepada para wakil negara. Hal ini tentunya menjadi
faktor penting dalam kebangkitan prestasi badminton nasional. Di rumah kita,
para atlet medapatkan tenaga dan semangat ekstra yang mampu menggetarkan bulu
kuduk pemain negara lain. Di sini, ratusan ribu orang menghadirkan jiwa dan
raganya di Istora untuk mengembalikan kejayaan Indonesia. Sadar akan pentingnya
peran suporter, penyelenggara Djarum Indonesia Open pun mengapresiasinya dengan
menyediakan berbagai fasilitas, mulai dari informasi lengkap pembelian tiket,
informasi pertandingan, hingga teknologi augmented
championship yang memungkinkan suporter untuk berfoto seolah-olah berada di
podium juara.
Djarum
Indonesia Open berpredikat Premier Super Series
sejak tahun 2011 silam. Predikat tersebut menjadikan kompetisi badminton yang selalu
diadakan di Indonesia ini sejajar dengan kompetisi sekelas All
England. Pemain dunia berperingkat 10 besar diwajibkan untuk berpartisipasi, beradu kemampuan bermain raket dan mempertaruhkan gengsi dalam perhelatan akbar ini. Artinya, menang di Djarum
Indonesia Open adalah sebuah nilai penting di mata dunia. Di tahun 2012 lalu,
Indonesia terlalu memanjakan tamu karena hanya memenangkan satu emas saja dari
katergori tunggal putra. Harapan besar bangsa Indonesia untuk Djarum Indonesia
Open 2013 tahun ini sederhana saja: menjadi juara pada semua kategori di tanah
sendiri.
No comments:
Post a Comment