Saturday, October 3, 2009

Masalah Bangsa Kita

Seluruh dunia tahu Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau, sumber daya lautnya begitu melimpah, kekayaan dan sumber daya alamnya pun bagaikan tumpukan emas yang bisa membuat rakyatnya kaya dan sejahtera, Seni budaya pun tak kalah melimpahnya, ratusan karya seni, puluhan etnik, berbagai macam bahasa, ribuan kuliner, sejuta objek pariwisata, semua ada di Indonesia.

Tapi, apakah Indonesia merupakan negara sejahtera, negara maju, ataupun negara yang sebagian besar penduduknya tidak berada di bawah garis kemiskinan? pembaca sekalian pasti mengetahui jawabannya.

Bangsa kita tidak pernah kekurangan orang pintar,
saya yakin para,para pejabat,para pengusaha,bahkan para koruptor yang selama ini duduk terkantuk, dan hanya mengangguk tanpa mengerti ketika sidang mengenai rakyat jelata yang telah mempercayai mereka untuk duduk disebuah kursi di dalam sebuah gedung mewah yang menjadi simbol keadilan untuk rakyat. Adalah orang-orang yang telah mengenyam pendidikan lebih dari bangku SMA. Bahkan saya yakin mereka telah sering masuk dan menaiki lift untuk menuju ruangan mereka belajar, di sebuah Universitas favorit dalam negeri, bahkan di luar negeri.

Tetapi mengapa bangsa ini menjadi bangsa yang terpuruk ? padahal para pemimpin kita adalah orang-orang yang fasih berbahsa asing, hafal penerapan rumus matematika, dan juga faham mengenai ekonomi dan kesejahteraan rakyat?

Jawabannya hanya satu !

Rendahnya moral para petinggi pemerintahan !

Rusaknya moral para petinggi bangsa ini menjadi gas beracun yang menyebar keseleluruh penjuru negeri ini. KPK, sebuah lembaga pemberantasan kejahatan kriminal khususnya korupsi, yang harusnya menyeret para pencuri uang rakyat ke depan meja hijau, kini malah menempatkan salah satu pemimpinnya di kursi panas persidangan dikarenakan terlibat dalam sebuah kasus pembunuhan. Departemen agama (DEPAG), sebuah departemen dimana orang-orang yang seharusnya mengerti agama lebih baik dari kebanyakan masyarakat Indonesia pada umumnya, dan mungkin lebih hafal dan mengerti "doa tobat" dari siapapun, diklaim sebgai departemen terkorup beberapa tahun belakangan.

Apakah lembaga yang telah disebutkan di atas hanyalah lembaga yang hanya dipenuhi orang-orang buta huruf yang tidak mengenal sekolah !?

Opini saya, yang harus diperbaiki oleh bangsa ini terlebih dahulu bukanlah sistem ataupun kurikulum pendidikan yang terus menerus berganti nama, tetapi moral,etika,dan prilaku, yang mendasari pola pemikiran yang menentukan bagaimana kita menerapkan ilmu yang kita miliki.

1 comment: